Minggu, 05 April 2009

Traditional Dental Care


foto by markontie

Ini dia ramuan tradisional orang tua kita, Indonesia punya.... (smoga gak diaku-aku tetangga)

"DAUN SIRIH" (Piper Betle)

menurut orang tua kita, bahkan nenek moyang kita, daun sirih mempunyai khasiat untuk memperkuat gigi, bner gak sih? kalo usul gak boleh asal, kalo asal jangan usul....

ni dia menurut sumber wikipedia:

Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betIephenol), seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan chavicol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur. Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan.

selengkapnya baca :

wikipedia

Pada acara penutupan sekaten, banyak eyang-eyang yang menjajakan daun sirih, "untuk apa?" untuk dikunyah....

Jadi paket "nyirih" dikemas dalam daun pisang yang dibentuk menyerupai kerucut, paket "nyirih" terdiri atas daun sirih, tembakau kering (kayak isi rokok), dan kuncup bungan kantil.

cara pemakaian :

1. Ambil kuncup bunga kantil didalam paket, lalu sematkan bunga kantil di kuping, buat cewe-cewe/ibu-ibu yang sanggulan (kondean), sematkan bunga kantil di konde. "Fungsinya apa?" supaya orang yang liat kita lagi "nyirih" jadi terkantil-kantil.... alias kecantol sama kita

2. Kunyah daun sirih sampe ancur... jangan sampe ketelen tapi.... "klo udah ancur gmn?" trus aja ampe bosen, baru dibuang

3. Bersihkan sisa "nyirih" tadi dengan tembakau, proses ini juga menambah aroma khas tembakau pada mulut

4. Proses terakhir adalah yang paling penting, NYENGIR, khan gigi kita dah tambah kinclong

Smoga tradisi "nyirih" ini gak ilang dimakan waktu, seiring berkembangnya inovasi perawatan gigi modern.

Jumat, 23 Januari 2009

the level of taste (part II)

dalam menilai rasa sebuah makanan, ada beberapa faktor luar yang mempengaruhi rasa makanan itu, atau dengan kata lain faktor luar yang membuat kita dapat menilai rasa makanan bukan hanya dari rasa makanan itu sendiri, diantaranya:

-Laper

faktor ini sering banget menipu kita, kadang kita makan makanan yang sebenernya rasanya biasa aja, tapi karena kita dah laper banget, rasa makanan itu jadi lebih enak, terlebih bila kita sudah mencium bau makanan yang sedang dimasak. pasti rasa makanan itu jadi lebih enak.

tips: datanglah lain waktu, ke tempat dan pesan menu yang sama, tetapi dengan keadaan perut normal(tidak lapar, tidak kenyang)

-nostalgia

ada kalanya kita berkunjung kembali ke suatu tempat makan yang memorial buat kita, dengan masakan yang dahulu berkesan dan enak, tetapi makanan di tempat ini belum tentu enak buat orang lain yang tidak punya kenangan di tempat itu. misalkan orang tua kita dahulu sering makan di gudeg yu X,dan disana tempat mereka berdua pertama kali bertemu, sewaktu kita makan di tempat itu, ternyata rasanya biasa aja, tapi kata orangtua kita itu gudeg yang paling enak. 

tips: ajak orang lain yang belum pernah ke tempat itu, dan biarkan lidah "suci" menilai rasa makanan yang sesungguhnya

-harga

fenomena harga baru saya sadari sewaktu saya kuliah di jogja, banyak tempat makan yang ramai dikunjungi padahal rasanya nggak karuan. memang kadang kita perlu membandingkan tingkat rasa makanan berdasarkan harga, kita tidak bisa membandingkan steak kampung bebalut tepung rp.15.000 dengan steak US rp.150.000 . 

tips: bandingkan rasa makanan dengan harga yang tidak terpaut jauh, intinya it's best for it's price.